Selasa, 11 November 2014

Hujan

Apa kabar bibir hujan, masih mencium tanah tapi tak mendapatkan balasan?
Aku telah menempuh umur dan meninggalkan kenangan yang berkarat di benakku. Bagaimana denganmu?
Ku dengar kau tak pernah datang lagi bersama warna, hanya wajah dingin dan kaku yang biasa.
Aku tidak sedang dikejar-kejar malaikat maut, bukan?
Aromamu terlalu memikat untuk ditepis, kau tau itu?
Apa kabar bibirmu hujan, masihkah menunggu ciuman yang mampu mengembalikan mu keatas awan?
Aku telah membuat kanvas, tempat aku pernah melukismu puluhan hari yang lalu.
Percumah! Tak ada yang bisa kutangkap darimu selain kekosongan yang enggan dimasuki kesunyian yang menolak apa saja.
Tapi aromamu telah terlalu dalam terhirup, kuhirup dan menyesakkan! *rain*




#mellingjengdinmepar ({})

Tidak ada komentar:

Posting Komentar